TENTANG

Berita Terkini

Bola

ShowBiz

Bisnis



Topik Populer

Featured

Liputan9

Liputan9
Liputan9

KAJIAN ISLAMI

KATEGORI

Berita Terbaru

NAHDLATUL ULAMA

Follow Us

banner here

KONTEN TERBARU

TREN HARI INI

Makna Pegon (Ngalogat Memaknai Kitab Kuning Ala Pesantren Tradisional)


Apakah kamu santri pesantren salafiyah (tradisional)?
Jika iya, pasti kamu tahu apa yang disebut "ngalogat". Sebuah cara dalam mempermudah pemaknaan kitab kuning dengan cara menuliskan simbol-simbol yang menunjukan makna tertentu guna mengetahui kedudukan, shigot, dan makna yang terkandung dalam kalimat (kata) yang termaktub dalam kitab kuning.

Berikut gambaran lengkapnya, semoga ngerti! hhe
SUNDA/JAWA/INDONESIA

  1. Ari/Utawi/Adapun, digunakan untuk menunjukan kalimat yang berkedudukan sebagai mubtada.
  2. Eta/Iku/Adalah, digunakan untuk menunjukan kalimat yang berkedudukan sebagai khobar.
  3. Saha/Sopo/Siapa, digunakan untuk menunjukan kalimat yang berkedudukan sebagai fail/naibul fail yang berakal.
  4. Naon/Opo/Apa, digunakan untuk menunjukan kalimat yang berkedudukan sebagai fail/naibul fail yang tidak berakal
  5. Kana/Ing/Kepada, digunakan untuk menunjukan kalimat yang berkedudukan sebagai maf'ul bih.
  6. Kalayan/Kalawan/Dengan, digunakan untuk menunjukan kalimat yang berkedudukan sebagai maf'ul muthlaq.
  7. Dina/Ingdalem/Di, digunakan untuk menunjukan kalimat yang berkedudukan sebagai dharaf zaman.
  8. Dst.
Nah! Lengkapnya silahkan dilihat pada gambar/tabel berikut. Dan mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi para pemula seperti aku ini.


Kitab kuning pesantren Ahlusunnah wal jama'ah..

Bagikan: