Allah adalah Dzat Yang Maha Agung. Ialah Dzat Yang memiliki sifat mukholafatul lil hawaditsi, sifat yang berbeda dengan makhluk. Ia adalah dzat yang menciptakan keadaan, bentuk, rupa, dan semua yang ada di alam semesta. Namun Allah SWT sendiri merupakan dzat yang tidak berbentuk, tidak memiliki rupa, dan tidak sama dengan makhluk. Tidak ada sesuatu apapun yang serupa dan menyerupai terhadap-Nya.
ﻟَﻴْﺲَ ﻛَﻤِﺜْﻠِﻪِ ﺷَﻰﺀٌ ﻭﻫﻮَ ﺍﻟﺴَّﻤِﻴﻊُ ﺍﻟﺒَﺼِﻴﺮُ
“Dia (Allah) tidak menyerupai sesuatupun dari makhluk-Nya, dan tidak ada sesuatupun yang menyerupai-Nya. Ia Dzat yang maha mendengar lagi maha melihat”. (QS. as-Syura: 11)
Lantas bagaimana dengan hadist yang berbunyi,
ﺇﻥّ ﺍﻟﻠﻪَ ﺟﻤﻴﻞٌ ﻳﺤﺐّ ﺍﻟﺠﻤﺎﻝ
"Sesungguhnya Allah itu indah, dan menyukai keindahan." (H.R. Muslim)
Dalam hadist tersebut ada kata Allah itu indah. Apakah ini berkaitan dengan bentuk dan rupa?
Hadist diatas merupakan hadist yang tidak boleh diartikan, "Allah indah yang berarti Allah memiliki bentuk dan rupa". Tidaklah demikian. Makna Allah itu indah disini bukan berarti Allah indah dari segi bentuk dan rupa, melainkan Allah itu indah dari segi sifat. Dengan kata lain Allah merupakan dzat yang memiliki sifat baik dan indah. Karena jika dimaknai Allah itu indah dari segi bentuk dan rupa, hal tersebut merupakan sebuah kekeliruan. Karena Allah SWT tidak memiliki bentuk dan tidak memilik rupa. Allah SWT tidak sama dengan makhluknya yang memiliki bentuk dan rupa.
Kemudian mengenai "Allah mencintai keindahan", bagaimana cara kita memaknainya?
Adapun Allah mencintai keindahan tidaklah dimaknai sebagai Allah mencintai keindahan secara fisik. Melainkan Allah mencintai kebaikan yang diartikan sebagai keindahan. Karena Allah SWT sama sekali tidak menghisab manusia diukur dari keindahan fisik yang telah Allah sendiri ciptakan, melainkan dari niat dan amal baik yang telah diperbuat seseorang.
Dalam hadist disebutkan:
ﺛﻼﺙٌ ﻣَﻦ ﻛُﻦّ ﻓﻴﻪِ ﻭَﺟَﺪَ ﺣَﻼﻭَﺓ ﺍﻹﻳﻤﺎﻥ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻭﺭﺳُﻮﻟُﻪ ﺃﺣَﺐَّ ﺇﻟﻴﻪِ ﻣﻤﺎ ﺳِﻮﺍﻫُﻤﺎ ﻭﺃﻥْ ﻳُﺤِﺐَّ ﺍﻟﻤﺮﺀَ ﻻ ﻳُﺤﺒُّﻪ ﺇﻻ ﻟﻠﻪِ ﻭﺃﻥْ ﻳَﻜﺮَﻩَ ﺃﻥْ ﻳَﻌُﻮﺩَ ﻓﻲ ﺍﻟﻜُﻔﺮِ ﻛﻤَﺎ ﻳَﻜﺮَﻩُ ﺃﻥ ﻳُﻘﺬَﻑَ ﻓﻲ ﺍﻟﻨّﺎﺭ" ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ﻭﻣﺴﻠﻢ
"Tiga hal, barangsiapa memilikinya maka ia akan merasakan manisnya iman. (Yakni) menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai daripada selainnya, mencintai seseorang semata-mata karena Allah, dan benci kembali kepada kekufuran sebagaimana bencinya ia jika dilempar kedalam api neraka." - H.R. Bukhori dan Muslim
Ini memiliki arti bahwasanya iman bisa menjadi kokoh dan kuat apabila cinta seseorang terhadap Allah SWT dan Rasulnya lebih banyak dari cinta terhadap sesuatu yang lain. Serta sesorang sudah sangat membenci terhadap kekufuran. Karena seseorang belum menjadi mukmin yang sempurna apabila belum menjadikan Allah dan Rasulnya paling dicintai dari hal lainnya, baik itu harta, keluarga, jabatan, dan sebagainya.