Ah! Sebagai warga selatan wilayah Kabupaten Bandung Barat, tentunya saya sering melewati jembatan BBS yang menghubungkan antara wilayah kecamatan Cihampelas dan kecamatan Batujajar. Ya, untuk sekedar pergi ke kota memang tidak ada jalan lain bagi saya selain melewati jembatan tersebut. Jembatan yang dibawahnya mengalir sungai terpanjang di Provinsi Jawa Barat. Eummh? Ya, sungai Citarum.
Jembatan tersebut pernah saya bayangkan menjadi jembatan cinta. Jembatan yang begitu romantis untuk sekedar berwisata. Mengoptimalkan cita rasa layaknya jembatan-jembatan yang ada di Eropa, pun di Amerika. Dengan hingar bingar tatanan lampu tujuh belasan. Kemerlap dalam gulita, pesona dalam cahaya. Ough! Ah!
Sambil sesekali menikmati panorama sungai yang indah. Sungai yang jernih. Sungai yang didalamnya terdapat ikan paus dan ikan hiu sebesar bus pariwisata. Atau mungkin sambil melihat para penambak ikan memanen padi ditengah sungai. Padi yang ditanam langsung diatas sungai yang dibawahnya terdapat ikan paus dan ikan hiu.
Namun semua fantasi dan imajinasiku itu sekerjap sirna tak tersisa ketika mendengar berita dari berbagai media bahwa sungai citarum yang ada dibawah jembatan BBS menjadi bagian dari sungai terkotor didunia. Plak! Serasa ditampar oleh mantan pacar yang sedang kalap. Yang bekas tamparannya menimbulkan jejak gelap berwarna merah terasi.
Tapi? Ya! Tak apa! Aku mengerti jika cap sungai terkotor itu benar adanya. Karena, diam-diam aku pun pernah melamun, kebingungan, kesulitan ketika harus membedakan antara aliran apa yang mengalir diatas sungai tersebut. Aliran air? Ataukah aliran sampah? Jika kusebut Air? Itu dominasi penampakannya sampah semua. Jika kusebut sampah? Itu nampak beriak layaknya air yang deras. Ah! Maka aku sebut saja itu karedok Mak Ocoh.
 |
| Nampak jembatan BBS Cihampelas Batujajae |
 |
| Seseorang yang sedang memungut sampah diatas perahu. |
Sumber:
Dll.