Beikut ini adalah puisi yang dibuat oleh kakak saya, Teh Zidny. Puisi-puisinya bagus.
Di sepanjang detak ini tak ada yang lebih gigil ketika merapal namamu
tak ada yang lebih buai tatkala membayang wajahmu.
tak ada yang lebih buai tatkala membayang wajahmu.
Benar, kepalaku ini telah diangkasai
oleh kerlip gemintang yang berbinar dari mata hitam kecoklatanmu, kerlip yang memancarkan rona eksotis bagi sesiapa yang memandanginya, terlebih diriku.
oleh kerlip gemintang yang berbinar dari mata hitam kecoklatanmu, kerlip yang memancarkan rona eksotis bagi sesiapa yang memandanginya, terlebih diriku.
Aku seperti dibius oleh senyum yang sebenarnya entah aku pernah melihatnya, senyum yang merupa mekar kembang mawar.
Entahlah.
Entahlah.
Yang kutahu, aku menyukaimu;
menyukai apa-apa yang ada padamu; bahkan kekerasan kepalamu.
menyukai apa-apa yang ada padamu; bahkan kekerasan kepalamu.
Ah, namun karena oleh perasaan ini
aku terpenjara dalam bingkai mimpi yang tak henti menghantui, terkunci dalam diam keserba-salahan yang tidak mengenakkan.
aku terpenjara dalam bingkai mimpi yang tak henti menghantui, terkunci dalam diam keserba-salahan yang tidak mengenakkan.
Aku benar-benar kewalahan dengan resah yang terus berhamburan meloncat-loncat dari puncak kegelisahan; dari palung kerinduan.
Zidny Musky
14/09/2012
14/09/2012