Pada dasarnya manusia dibekali otak oleh Tuhan untuk berpikir dengan seleluasa mungkin. Namun dalam kenyataannya kadar pemikiran manusia ternyata berbeda-beda. Ada yang mampu berpikir secara jauh dan ada yang mampu berpikir secara pendek. Hal ini tergantung dari seberapa besar manusia itu sendiri mampu mengolah dan mengembangkan potensi pemikiran yang telah Tuhan anugerahkan. Karena seberapa apapun tuhan memberikan kesempatan kepada kita untuk berpikir, apabila kita tidak menggunakan dan memanfaatkannya dengan optimal, tetap saja hasilnya adalah pemikiran kita terbatasi oleh diri kita sendiri.
Oleh karena itu, penting kiranya bagi kita mengembangkan potensi berpikir kita agar bisa dikembangkan dan digali demi mencapai kemaslahatan. Karena segala sesuatu tentunya dilandaskan pada pengetahuan dan keilmuan sebagai pondasinya. Sedangkan pengetahuan dan keilmuan itu dihasilkan dari buah pemikiran-pemikiran yang benar. Pemikiran yang benar dihasilkan dari cara mengambil kesimpulan yang benar. Dan semuanya perlu melalui proses dan metodologi yang sistematis serta terukur. Oleh karena itu, para ilmuan telah mengembangkan suatu cabang ilmu yang didalamnya mempelajari kaidah-kaidah umum guna menghasilkan pemikiran yang benar. Semuanya terangkum dalam ilmu logika atau biasa juga dikenal dengan ilmu mantiq.
Menurut para ilmuan, pelopor ilmu mantiq sendiri adalah seorang filusuf yunani bernama Aristoteles. Ia adalah orang yang pertama membukukan dan mensistematiskan ilmu mantiq kedalam sutu kajian tersendiri. Karena sebelum aristoteles, hingar bingar mantiq sendiri sudah mulai disemarakan oleh gurunya seperti plato dan socrates. Namun keduanya saat itu belum sampai pada tahap mensistematiskan mantiq kedalam sebuah cabang ilmu tersendiri.
Adapun manfaat kita mempelajari ilmu mantiq antara lain:
1. Kita bisa mendefinisikan segala sesuatu dengan definisi yang tepat dan jelas, Definisi yang mampu mengantarkan kita untuk mengetahui hakikat dan makna dari sesuatu tersebut.
2. Kita bisa mengeluarkan atau mengambil kesimpulan secara benar dari hasil pemikiran kita dan mengindarkan dari cara-cara berfikir yang salah.
3. Kita bisa mengetahui bagaimana cara membahas suatu kajian ilmu dengan pembahasan yang tersusun dan sistematis, pembahasan yang bisa menjauhkan kita dari kebuntuan pemikiran dan kesalahan pemikiran.
Beberapa sub bahasan yang dipelajari didalam ilmu mantiq antara lain:
1. Pembahasan Ilmu
2. Pembahasan dilalah
3. Jenis-jenis lafadz
4. Jenis-jenis Makna
5. An-Nasab Al-Arba'
6. Al-Kulliyyah Al-Khoms
7. At-Ta'riif
8. At-Taqsim wa At-Tashnif
9. Qodliyyah
10. Al-Istidlal
11. Tanaqudl
12. Al-Akas Al-Mustawi
13. Dll.
Di Indonesa, pembelajaran ilmu mantiq banyak dikaji dan dipelajari di berbagai perguruan tinggi, khususnya perguruan tinggi dengan label islam. Begitupun juga dipelajari diberbagai pesantren dan lembaga-lembaga kajian islam. Bahkan ditingkat pesantren, mempelajari ilmu mantiq seolah menjadi kurikulum wajib yang mesti dipelajari oleh setiap santri atau peserta didiknya.
(end)