LDKS OSIS SMAN 1 CILILIN 2008 DI RANCAUPAS
Malam itu, Rancaupas serasa membekukan tarikan nafas kehidupan. Hawa dinginnya menyayat keubun-ubun hingga melinukan tulang-tulang yang terlanjur gigil dan kaku. Ya, dingin memang. Apalagi kala itu malam sudah terlanjur hitam berkarat. Membuatku tidak bisa tidur di sepanjang aliran waktu.
Hingga pada suatu ketika. Semua terbangun sesuai rencana dan akhirnya acara malam pun di mulai. Acara malam LDKS OSIS.
Semua berjalan sesuai rencana. Begitupun orang-orang yang ada di dapur konsumsi, semua bekerja sebagaimana tugasnya.
Namun tak lama aku tersadar. Dari sekian orang yang ada di dapur, ada satu orang yang aneh pikirku. Dia nampak murung melayu. Wajahnya terlihat pucat lesu. Ya, Gadis itu. Gadis anggota PMR yang tak asing bagiku.
Meski sebelumnya aku tak terlalu dekat dengannya namun aku cukup tahu dia.
Aku sering memperhatikannya. Betapa tidak, dia cukup cantik untuk dipandang.
Waktu berlalu menggiring dinginnya hawa upas. Kulihat ia masih melayu, dan ku tahu ia sedang sakit. Ia nampak tak bergairah menikmati setiap alunan acara kala itu. Disaat orang-orang sedang bergembira, ia hanya menyepi di bawah lindungan tenda hijau. Atau sekedar melancong ke dapur bergabung dengan dua temannya yang sedang memasak.
Duuh dedeuh teuing pikirku. Kayanya bila aku menghiburnya asik juga.
Lantas aku hampiri dia. Dia yang saat itu sedang bersama rekannya memasak wadang jahe. Walau tidak begitu dekat namun aku tetap coba menghiburnya. Ku ingat hal pertama yang aku lakukan kala itu adalah ngadehem "ehemm.. ehemm". Kemudian aku menggodanya sambil melakukan hal-hal konyol agar bisa membuatnya ceria.
Tapi anehnya tiap aku godain, dia cuma membalas dengan senyuman biasa. Sesudah itu paling murung lagi. Hmmm.. dan itu terus berulang.. hingga akhirnya aku berpikir, mungkin hiburan terbaik baginya adalah ketenangan agar bisa cepat sembuh..
# sambil berlalu.. di truk menuju pulang pun dia masih murung..
(IL)