Santri adalah sebuah istilah bagi orang-orang yang menuntut ilmu agama di pondok pesantren. Dan istilah santri ini sendiri memang sudah populer di nusantara sejak dahulu kala. Entah kapan mulanya. Mungkin seiring dengan kemunculan pondok pesantren itu sendiri. Karena istilah santri dan istilah pondok pesantren adalah dua istilah yang saling beriringan. Kalau dinisbatkan mungkin keduanya memiliki hubungan talazum atau mulazamah.
Penulis sendiri pernah tinggal di pondok pesantren untuk beberapa waktu. Dan mungkin dalam masa tinggal di pondok pesantren tersebut rasanya penulis sudah bisa dikatakan berstatus sebagai seorang santri. Meskipun pada kenyataannya rumit. Karena status santri itu sendiri jika dikaji lebih dalam ternyata memiliki arti yang begitu berat. Ada beban moral yang ditanggung, bukan hanya sekedar tinggal dipesantren melainkan juga harus faham dan mengerti ilmu agama. Karena hal ini merupakan tujuan utama dari esensi seorang santri.
Tapi pada kenyataanya, dipesantren terdapat macam-macam dan karakteristik santri. Entah yang mana sosok santri yang sebenarnya diharapkan oleh kata ‘santri’ itu sendiri. Namun sangat penting kita kaji lebih dalam berbagai tipologi santri berikut agar kita bisa lebih faham bagaimana sebenarnya menjadi sosok santri yang baik. Berikut adalah tipe-tipe santri yang saya temukan dilapangan.
1. SANTRI UBUDIYAH
Yakni santri yang gemar beribadah. Dimana kehidupan sehari-harinya dipesantren banyak dihabiskan untuk kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan ibadah. Ketika adzan berkumandang, biasanya santri seperti ini langsung sigap bergegas pergi ke mesjid lantas melaksankan shalat dengan berbagai perangkatnya, termasuk shalat sunnah, dzikir, dan doanya. Ia cenderung banyak menghabiskan waktunya di mesjid dan pengajian. Kegitan sosialnya cenderung kurang terakomodir karena terlalu asyik dalam ibadah.
Mengaji Al-Qur’an, berpuasa, dan bermunajat kepada Allah adalah sebagian kecil dari aktivitasnya. Dari segi pakaian ia akan terihat cukup bersih dan rapih karena mengutamakan kebersihan dan kesopanan. Gaya bicaranya pun akan cenderung lembut dan sopan.
2. SANTRI AKADEMIS
Santri seperti ini adalah santri yang lebih mengutamakan kesuksesan akademis di pesantren. Ia cenderung giat dalam menghapal dan belajar. Setiap kegiatan pengajian di pesantren ia tak pernah ingin melewatkannya sekali pun. Bahkan posisi duduknya cenderung memilih paling depan agar lebih mudah mendengar penjelasan dari Sang Kiyai. Malam hari, sering ia habiskan untuk sekedar muthola’ah, mudzakarah, dan aktifitas lainnya yang sekiranya mendukung prestasi akademisnya.
3. SANTRI KHIDMAT
Inilah santri pekerja atau katakanlah aktifis pesantren. Yakni santri yang gemar melaksanakan kegiatan-kegiatan yang sifatnya bekerja untuk kepentingan kiyai dan pesantren. Apabila disuatu pesantren terdapat peternakan dan perkebunan, maka santri seperti ini biasanya akan ikut terjun untuk mengurusinya. Bahkan untuk kegiatan seperti pembangunan pondok, ngepel, nyuci, dan pekerjaan lainnya sering ia urusi juga. Hal ini memang dilandaskan akan keyakinannya untuk mengabdi pada guru dan pesantrennya.
4. SANTRI HARE HARE
Santri Hare Hare sebenarnya adalah singkatan dari santri yang kerjanya hanya dahar sare - dahar sare. Ini dalam bahasa sunda. Kalau dalam bahasa indonesianya adalah santri yang kerjanya hnaya makan tidur makan tidur. Artinya, santri seperti ini adalah santri yang memiliki sifat pemalas. Keberadaannya dipesantren seolah tidak ada gunanya karena tidak sesuai dengan tujuan kehidupan dipesantren. Ia cenderung kurang giat dalam ibadah, mengaji, begitupun kerja. Hidupnya hanya dihabiskan untuk menghabiskan biaya yang telah dikeluarkan oleh orang tuanya.
5. SANTRI KONGKOW
Santri kongkow atau santri yang gemar berkomunitas, berkumpul, dan ruang riung, yakni santri yang cenderung ikut kemana saja. Artinya ia bisa bergaul dimana saja asalkan rame. Ia bisa jadi ahli ibadah kalau tukang ibadahnya rame. Ia bisa jadi pemalas asalkan para pemalasnya rame. Ia bisa jadi pekerja asalkan para pekerjanya rame. Ia cenderung mengalir tanpa punya arah yang tegas. Mudah terpengaruh dan cenderung lebih suka yang rame-rame.
Ciri khas dari santri kongkow kebanyakan adalah dalam riungan dimana didalamnya terdapat kopi dan rokok. Selain itu, santri kongkow lebih suka bermain dan melancong.
6. SANTRI BORJUIS
Adalah santri yang mengedepankan style dan gaya hidup mewah di pesantren. Santri ini sangat mudah dibedakan karena bisa kita lihat dari cara berpakaian dan pola hidupnya. Biasanya, pakaian, sarung, peci, dan lain sebagainya yang ia pakai akan cenderung eksklusif dari merk-merk ternama. Ditambah asesoris seperti gelang, cincin, hape, dan lain sebagainya yang cenderung mewah. Pola makan pun cenderung boros. Biasanya ia akan memilih makanan dan minuman yang cenderung memiliki gengsi tinggi.
Selain itu, santri seperti ini bisa juga disebut santri cinta. Karena biasanya santri borjuis tidak lepas dari kaum hawa. Ia akan memperliahtkan segala kemewahan dan kekuatan materinya dihadapan kaum hawa guna menarik perhatiannya. Biasanya yang menjadi sasarannya adalah santriah-santriah yang cenderung pragmatis dan materialistis dalam memilih suami.
7. OKNUM SANTRI
Yakni orang-orang yang mengaku sebagai santri namun nyatanya mereka malah merusak nama santri yang notabennya merupakan agen of dakwah (Agen dakwah). Sangat disayangkan sekali adanya para oknum ini. Semoga Allah meluruskan tekadnya, memutihkan hatinya, dan memeberikan hidayah agar ia segera bertaubat dan kembali ke jalan yang benar.
Sekian tulisan dari saya semoga ada manfaatnya khususnya bagi saya pribadi dan umumnya bagi kita semua para pembaca yang mudah-mudahan dirahmati Allah. Amiin. (Rifqi Iyall R)